Kalau lagi membicarakan tindak kriminal yang pernah dialami, gua selalu teringat dengan aksiden yang sungguh konyol bukan kepalang, kejadiannya dulu sekali,(bukan dua kali), ketika gua masih seumuran anak SD kelas 3 kalau tidak salah (berarti bener).
Alkisah, sewaktu SD dulu memang gua suka pulang sekolah jalan kaki sama temen-temen gua yang satu komplek, karena memang jarak sekolah ke rumah ga jauh-jauh amat, dulu juga kalau naik angkot cuma bayar cepe. Biar lebih seru memang kita biasa memilih lewat jalan yang melewati perkampungan gitu, ga lewat jalan raya.
Suatu hari ketika jalan pulang sama kurang lebih 4 orang temen gua, ditengah-tengah jalan diperkampungan itu ada seorang laki-laki yang kami duga sebagai preman, dan ternyata begitulah dia, ketika kami lewat sih dia lagi duduk di saung, lalu dia menghampiri dan menutupi jalan. Dengan gaya yang bengis dia memalak kita, mintanya sih seratus perak, (mungkin saat itu seratus bisa dapet rokok kali atau mungkin sekedar coklat yang berbentuk rokok itu.haha), kan lumayan tuh dari lima orang bisa dapet lima ratus perak.
Tapi sungguh kami masih mencoba berani dengan tidak mau memberikan uang, namun ia beraksi, “gua bawa pisau nih”ancamnya sambil merogoh-rogoh kantong yang gua yakin ga ada isinya. Jadilah kita rogoh kantong mencari sekeping uang cepean. Satu-satu kami serahkan uang jajan kita, jumlah nya pas seratus, nah giliran gua nih panik, gua ga punya uang pas, uang yang temuin dari menggalian kantong bernilai lima ratus, dengan kata lain gua harus rela menyerahkan itu semua, rela tidak beli jajan lagi setiba didepan komplek yang terkenal dengan jajanan khas anak sd.
”yah bang, saya adanya gopek, gimana nih?” kata gua
“yaudah sini!!”hardik si tukang palak itu
“hmm Kembali ya bang!”kata gua dengan penuh harap-harap cemas.
Lalu dia menghitung uang yang ia terima dari temen-temen gua, dan tanpa disangka dia ngasih kembaliannya, pas 400 Rupiah, eh engga deng, 300 perak doang kalau ga salah. Tapi ga apa-apa, 300 lumayan buat belie es jeruk yang pake plastik ditarik-tarik itu.
Lalu kami dipersilahkan melanjutkan perjalanan. Lalu kami saling bercerita seru, berpikiran bahwa kejadian barusan pasti berpotensi jadi headline di obrolan anak-anak disekolah. Apalagi bagi gua, gua ngerasa hebat udah bisa minta kembalian saat dipalak, bagai memalak tukang palak rasanya..
Sungguh ini adalah suatu pelajaran, betapapun kamu adalah tukang palak, tapi kamu tetap bisa bijak, padahal kami yang kecil bisa saja kamu jitak, padahal sebenernya gua siap kalau-kalau duitnya ga dibalikin.
Wahai tukang palak, di Gg. Pahala (nama gangnya memang gang pahala) itu kamu mencoba berdosa, tapi kamu tetep ingin dapet pahala dengan membuat kami ikhlas..
Orang bijak bayar pajak, berarti tukang palak juga bayar.:D
Juli 09
Tidak ada komentar
Posting Komentar