09 Januari 2011

Depannya 'S' Belakangnya 'i'

Saya tahu bahwa setelah saya selesai menulis ini saya bakal nyesel dan nggak nyangka kalau saya sudah sebegitu melankolisnya sampai-sampai hal kayak gini aja harus ditulis apalagi dipublish. Tapi benar-benar aneh rasanya dengan keadaan saya saat ini, saya cemas, kesal dan panik gara-gara skripsi. Padahal jauh sebelum saya memutuskan untuk mulai mengerjakannya, saya merasa sudah berhasil menanamkan sugesti bahwa skripsi itu bukan hal menakutkan, adalah berlebihan jika seseorang terlalu memikirkannya, apalagi sampe stres.

Setiap ada kawan yang mengeluh dan bercerita tentang pengalaman orang atau pengalaman dia dalam pengerjaan skripsi yang bikin stress saya selalu nggak mau percaya, bagi saya dia terlalu berlebihan, dan dia udah teracuni stigmanya oleh pendapat orang-orang. Selain itu, saya juga menanam persepsi bahwa pengerjaan skripsi itu nggak semestinya menyita seluruh keseharian kita. Jadi kita bisa melakukan aktivitas (bekerja, berkarya, atau berorganisasi) beriringan dengan skripsi.

Jika dibandingkan dengan pengalaman  PKL jadi reporter, kayaknya skripsi nggak jauh beda dengan menulis sebuah artikel. Kita mengangkat isu yang temanya disesuaikan dengan program studi kita, lalu kita bahas itu secara mendalam dengan wawancara orang-orang yang terkait dan browsing-browsing info lain untuk nambah wawasan. Nah, bukannya skripsi juga seperti itu, cari masalah atau isu yang ingin dikaji, lalu dibahas.  Bahkan masalahnya disesuaikan dengan keinginan dan kesanggupan kita, nggak seperti di media.  Selain itu, jika berorientasi pada kuantitas, penulisan skripsi bisa dengan mudahnya mencapai puluhan halaman karena spasinya 2, pun marginnya diperluas lagi. Sumber datanya kita dapet dari wawancara juga, bahkan jumlah orang yang harus diwawancara kadang lebih sedikit dengan saat ngebuat berita/artikel. Nah, kenapa bikin artikel/berita aja paling lama hanya seminggu, mengapa skripsi lama banget. Yang membuat skripsi dan artikel itu berbeda ialah metodologi dan teori. Dalam penulisan skripsi semua itu harus di bahas secara rinci. Padahal sebenernya dalam penulisan artikel biasa kita juga menggunakan metode tertentu tapi rasanya nggak sampe harus mesti dibahas dan tidak mengikat atau kaku..

07 Januari 2011

Top 25 Most Played Songs in 2010

Sebenernya gua bukan anak yang suka banget sama musik, gua nggak ngikutin perkembangan musik dan gua juga nggak begitu tau lagu-lagu apa yang sedang dan sudah ngehip. Tapi bagi gua musik itu ialah salah satu temen untuk meramaikan susasan dan paling pas un mendampingi tiap suasana hati yang berubah-ubah. Musik jadi temen untuk kita mengekpresikan perasaan.
Nah, Berikut ini sejumlah lagu yang tanpa gua sadari tercatat sebagai lagu yang paling sering di putar di music player gua. Dan ternyata yang menduduki posisi lima besar itu datang dari musik yang cenderung melankolis, gloomy, dan sentimentil. Hadoohhh ketauan deh aslinya. haha. Tapi di luar itu gua juga masih suka denger lagu-lagu lama jaman SMA, macem blink182, the Ataris haha. bahkan tercatat juga lagu soundtrack dari serial kartun Hunter x Hunter. haha. Itu asik coy lagunya. penuh motivasi.


1. I Spell It Nature - Ducks Fly Together
Beneran kaget pas liat lagu ini ada di urutan pertama, walau pun gua sering ngeplay tapi kayaknya frekuensinya nggak banyak. I Spell It Nature itu adalah band indie yang beraliran postrock, gua nemu lagu-lagu mereka ini di forum postrocknya Kaskus. Yang gua suka dari lagu ini itu beatnya yang membawa hawa yang sentimentil, penuh pergolakan jiwa (halah), Sering gua dengerin kalau lagi kusut.

2. Sigur Ros - Untitled #3

  musik minimalis tapi fantastis. Sepanjang lagu kita hanya disuguhkan repetisi suara piano yang diiringi biola yang mengisi penuh suasana. Pelan-pelan kita diajak untuk menyelami diri, hingga di akhir lagu, ketika kita sudah merasa sampai ke puncak penyelaman musik pun naik oktaf. sungguh terlalu


3. Polyester Embassy - Blur

Band asal Bandung ini emang punya warna musik yang khas dan asik banget pren. Banyak orang bilang sih, musik mereka beraliran shoegaze, tapi persetan lah dengan aliran. Gua suka lagu ini baik dari musiknya mau pun liriknya. salah satu potongan lirik yang paling ngena: "I'm Blind, but you cry for me, it's real fake you and me," ah, betapa dunia ini penuh kepalsuan. haha.

4. Death Cab For Cutie - What Sarah Said.

 Another galau song lah ini mah.. haha.. pertama kali gua jatuh cinta sama lagu ini tuh gara-gara intro pianonya.. Melting. Kalau liat dari videoklipnya sih kayaknya ni lagu bercerita tentang kegalauan seseorang yang sangat mendalam, sampai orang yang paling dekat dengannya pun nggak bisa mengobati. Uhhhh

5. Afterklang - Step Aside.

 Rada berbeda dengan yang lain, band asal Swedi yang anggotanya banyak ini mengedepankan unsur elektronik dalam musiknya.

6. The Milo - Stetoskop
7. I Spell It Nature - of, relating to, or resembling a collosus
8. Laura - We Are Mapping Your Dream
9. Weezer - Memories
10. Blink182 - Another Girl Another Planet
11. Dashboard Confessional - Belle of The Boulevard
12. Weezer - Trainwreck
13. Efek Rumah kaca -
14. TOE - I Do Still Wrong
15. Weezer - Smart Girls
16. Angel and Airwaves - It Hurts
17. The Ataris - So Long Astoria
18. The Beatles - Ticket To Ride
19. Blink182 - Man overboard
20. Soundtrack Hunter x Hunter - Selamat Pagi
21. blink182 - Stockholm Syndrome
22. Everlasting Love - Club8
23. Laura - Every light
24. Weezer - Where's My Sex
25. The Academy Is - Summer Hair Forever Young
© blogrr
Maira Gall