31 Desember 2010

12 Desember 2010

Ingridients

  
this is a set of tools and ingredients for cook some photographs. And, you know what, one month is quite hard for me to escape from photography. Now, i'm back. haha. So, let's cooking!!

06 Desember 2010

Pertemuan Dua Nama Langka

setuju nggak kalau orang bernama Kindi itu sangat langka? Saya setuju, dan karena itu lah saya memotret ini.

inilah peristiwa ketika seseorang bernama Kindi berkenalan dengan seseorang yanng ternyata bernama Kindi. "Ah sugan teh becanda" begitulah ungkap si Kindi yang orang Bandung itu saat si Kindi satunya menyebutkan namanya ketika bersalaman. haha

Kedua orang ini tidak baru saja berkenalan sebelum foto ini diambil. Salah satu Kindi di foto ini adalah teman saya, yang manakah dia?

Ini kami sedang di Pasar Seni yang ITB banget itu.. Sedang merehatkan kaki yang bingung mau dibawa kemana lagi, lalu duduk bersama teman-temannya kindi yang sebelumnya tidak kami kenal itu. Kami kenalan entah karena apa.

Jungle's Books


basically I enjoy every sentence that danced in their  performances in these books, but when watching it is a necessity  make all times to read it close to boredome.
but, thanks God, through a thesis, you bring me with these books. A ticket to travel to the jungles of knowledge, a place to kill my questions of life, places to see life as something meaningful. hmm, I like it.


picture taken with Ricoh Gx1+Kodak Ektachrome, Yummy

05 Desember 2010

dan masih selalu tersesat ketika melepaskan mata berkelana dalam belantara visual bernama fotogafi itu.
dan suatu saat akan saya sempatkan hidup ini untuk benar-benar menikmati ketersesatan itu.

23 November 2010









                                                          Gelisah 
                                                  



                                                                                 karena


                     tak menghasilkan


                                                                                       apa-apa.










16 November 2010

Chaing Bersaudara: Bengkel Kamera Sejak 1973

 
click to enlarge!

Sudah 40 tahun lebih Chaing Kamera berkutat di dunia kamera. Dari zaman kamera masih full manual hingga teknologi digital berdifusi, Chaing Kamera setia mendampingi serta merawat perkembangannya. Sebuah ruang ukuran 4x4 yang menempel dengan rumahnya disulap menjadi sebuah 'bengkel" kamera. Letaknya di Jalan Kebon Kacan no 105, persis disebelah mushola.  Sulit dipercaya memang kalau disebuah kawasan pemukinan yang bersembunyi di belakang Jakarta terdapat sebuah tempat reparasi kamera. Apalagi bagi kita yang hanya terbiasa dengan tempat-tempat servis kamera yang terletak di kawasan perdagangan.

Chaing adalah nama panggilan si pendiri tempat ini. Sayang, saya lupa nanya siapa nanya aslinya. Kini, Chaing sudah meninggal dan perjuangannya dilanjutkan oleh adik-adiknya.  Pak Dedi bersama seorang asistennya lah yang sekarang mengambil alih, sebelum beliau ada dua kakaknya yang menanganinya. Menurut pak Dedi bisnis ini udah dimulai sejak tahun 73. Wuih.

Beberapa hari yang lalu saya menyempatkan diri ke sana dengan niat mereparasi FM2 yang saya beli di Bandung dengan keadaan lightmeter mati. Sebenernya saya udah males benerin kamera ini, udah 2 tempat servis kamera saya samperin, tapi mereka semua angkat tangan.  Tapi setelah menemukan Chaing Kamera sering dibicarakan di forum-forum maka saya coba menelponya. Ternyata mereka bilang kalo masih bisa dibenerin. Maka berangkatlah saya.

Dengan mengaku kalau saya  ini datang dari Bandung cuma untuk ke Chaing, maka akhirnya Pak Dedi langsung menangani kamera saya. haha. Padahal sebelumnya saya disuruh balik tiga hari lagi. Selama pak Dedi sibuk mengoperasi kamera, saya pun sibuk moto-motoin dia dan ruangannya dengan kamera hape. Kalau diliat, cara dia menangani kamera memang beda dengan tempat-tempat servis lainnya. Doi kayaknya udah paham betul seluk-beluk kamera dari segala macam jenis.Selain itu, dia pengerjaannya rapih dan teliti sob. Oiya, ada yang lucu dari perkakasnya, saya ngeliat ada sebuah boneka karet yang ditojos dengan sebuah batang berlubang dan itulah blowernya. Untuk ngezoom benda-benda kecil di kamera pun dia make lensa yang dibalik sebagai kaca pembesarnya. haha. Keren.!

Tapi sayang seribu sayang, kamera saya terlalu rusak untuk disembuhkan. Butuh donasi sparepart/kanibalan dari kamera lain katanya. Ya nggak apa-apa lah.

07 November 2010

Monday Morning Rush

03 November 2010

Bereksperimen dengan foto pra nikah Kara dan Faz

Adalah rasa heran yang datang ketika Kara, seorang kawan yang saat itu akan menikah (sekarang sudah), meminta saya buatin foto pre-wednya. Entah lah apa yang membuatnya begitu yakin dengan saya. Walau rada nggak mungkin, tapi akhirnya saya terima juga tawaran itu. Tapi jangan salah, saya memilih untuk berada di balik layar aja. Saya menyadari kalo kemampuan teknis saya dalam fotografi sangatlah minim, apalagi untuk sesi pemotretan model. Oleh karena itu, saya meminta seorang kawan yang saya kenal saat PKL di HAI, dialah Konny. Saat di HAI dia menjabat sebagai fotografer. Sementara saya ditemani Ajeng menyusun matang-matang konsep dan editingnya. Beberapa web penyedia jasa Wedding Organizer seperti Greenweddingshoes menjadi inspirasi kami.

Karena saat pacaran mereka menganut sistem LDR alias long distance relatonship (Kara di Jakarta, Faz kerja di Australia). Maka konsep itulah yang minta dihadirkan. Tapi nggak semua shots bertema itu, ada beberapa foto yang ceritanya hepi-hepi aja. heheh..

Kesan saya selama pemotretan: ternyata unik juga yah mengarahkan gaya pasangan yang jarang ketemu. Haha. Maunya becanda mulu.

Semoga foto-foto ini setidaknya bisa jadi hadiah pernikahan kalian.  Harapan gua, semoga pernikahan kalian bisa juga jadi inspirasi bagi anak-anak muda lainnya. Diem-diem gua banyak belajar dari kalian.. hehhe..


click to enlarge



          

      
   
                                                             




28 Oktober 2010

Skip Terapi Level 1: Mengisi Botol Sampo Dengan Sabun

Sebenernya ini adalah percobaan kedua. Karena saya masih gagal di percobaan pertama alias sempet sampoan dengan sabun saat mandi maka saya memutuskan untuk merestart level ini.

Sungguh ini bukan berarti saya justru bangga jadi orang yang 'skip'. Apalagi belakangan ini karena tuntutan pergaulan untuk bisa multitasking, terutama dalam berkomunikasi, skip menjadi sebuah tren.

Yeah, doain lah semoga ini berhasil membuat saya jadi bisa konsentrasi. Masa iya, kemaren gua nulis password setelah nulis alamat email di sebuah formulir. Padahal itu kan bukan fesbuk, bukan email...

My Little Escape: JOGJA!!


Karena bertemu langsung dengan teman-teman yang biasa dijumpai di dunia maya itu menyenangkan dan membawa kesan tersendiri, maka saya memutuskan untuk berangkat ke Jogja pada Jumat tanggal 15 kemarin. Yah tapi bukan itu aja alasan saya niat berangkat ke Jogja sendirian dari Bandung, pun naik kereta ekonomi. Selain ingin menuruti kepenasaran gimana rasanya naik kereta ekonomi sendirian saya juga berniat rehat sebentar dari keseharian.

Diluar semua alasan itu, alasan motret adalah alasan yang mendasarinya. Apalagi karena teman-teman saya itu ialah teman-teman yang ada dalam folder Jagat Fotografi di messenger saya. Kebetulan kami memang sudah merencanakan acara ini sejak dua bulan lalu. Mereka yang dari Jakarta, Bogor, Malang, Solo, berencana untuk saling bertemu.  Walau awalnya yang berniat ingin datang banyak tapi ternyata cuma hitungan jari saja yang benar-benar jadi. Entah kebetulan atau emang sengaja, tanggal yang kami pilih bertepatan dengan acara Jogja Street Shot 2010, acara hunting bareng kawan-kawan fotografer.net. Alhasil, jadi bertemu banyak kenalan lagi.

Sabtu (26/10) pagi, kami memutuskan untuk tidak buang-buang waktu dengan hasrat untuk istirahat di penginapan setelah berjam-jam di kereta. Hendra, kawan kami yang penduduk asli Jogja memandu semua perjalanan kami. Pasar Beringharjo, Taman Pintar, Keraton, dan Taman Sari menjadi menu untuk kami di pagi hingga siang hari. Sore harinya, walau rada terlambat kami tetap menunaikan rencana untuk menuju padang pasir yang terkenal itu, biasa disebut dengan Tusmo. Jangan tanya singkatannya apa, saya lupa. :D.. Yap, kami tiba disana saat matahari sudah benar-benar berada di depan pintu hari, hanya ada waktu beberapa menit sebelum dia pergi meninggalkan gelap. Rasa kecewa tidak bisa dipungkiri lagi, tapi yaa sudahlah.

Malam harinya, kami disuguhi oleh sebuah simulasi kepadatan manusia di Padang Ma’syar. Itu adalah karnaval sepanjang jalan malioboro dalam rangka perayaan ulang tahun kota Jogja yang ke-sekian. Kalo dalam sehari-hari kita biasa menikmati macet kendaraan bermotor, malam itu kami merasakan yang namanya macet orang. Kami tidak menyaksikan sedikit pun pawainya karena kepadatan itu tadi. Untuk bisa mencapai angkringan gedung BI pun kami harus bersusah payah, mendaki gunung lewati lembah, melompati pagar lewati orang. Seinget saya tadi pagi hanya butuh 5-10 menit untuk menyusuri jalan ini, tapi saat malam 20 menit pun masih kurang. Tapi nggak apa-apa, acara yang kami sudah anggap selesai ternyata masih menyimpan satu pertunjukan penutup. Tepat saat kita sudah sampe angkringan langit yang membubuhkan hujan rintik mendadak berwarna. Yeah, pertunjukan kembang api yang megah sukses membuat kami senang.
Nah, di angkringan itu lah beberapa kawan menyusul ke situ. Ada Karolus Naga, seorang yang saya anggap sebagai panutan karena pemahaman tentang fotografi yang mendalam. Lalu menyusul datang tiga sekawanan muda dan bersahaja, Gregory (greg), Putra dan Choki. dari ketiga orang itu yang saya kenal dan sering kontak cuma si Greg, tapi ternyata si Putra juga sering sapa-sapaan di forum cuma aja saya tidak mengenal mu dari nama panggilan.jadi  sempet pangling.

Eh kayaknya ada lupa. Saya belum kenalin teman-teman yang satu rombongan saya. mereka adalah komplotan yang datang dari Jakarta, Rizwandi alias andi, Aima, Dedeh,dan Rizal. satu laggi, Hendra ialah kawan yang tinggal di jogja dan ternyata dia pacaran sama Aima. haha Cinlok fotografi nih. Dari semua itu yang paling sering ketemu cuma Andi, seorang pegiat street photography yang memiliki paras mirip dengan Thomas Djorgi. hahah. sori ndi gara-gara gua lu jadi di panggil begitu sama yang lain.

Keesokannya, Minggu (17/10) kami mengikuti acara JOSS itu. Berkeliling jalanan kota Jogja yang saya nggak tau itu jalan apa. Pokoknya kita start ke dari Galeria Mall trus ke Lempuyangan, trus balik lagi deh ke Galeria mall. Daripada sibuk cari objek dan motret saya lebih milih untuk santai sambil ngobrol-ngobrol dan becanda-becanda aja sama yang lain. Mungkin karena cuacanya yang ngggak bersahabat kali yah. Jadi mendingan hepi-hepi aja.

Selesai hunting, seluruh peserta berkumpul di roof-top mall galeria, ada sedikit acara dari pihak FN disana. Mulai dari sambutan sampe bagi-bagi kaos. Nah, saya beruntung nih, dapet satu kaos karena salah satu kamera yang saya bawa, Ricoh LX-22s, dipilih sebagai salah satu kamera paling unik yang dibawa. Lumayaann.. Melihat ada beberapa stiker MALU masih bersisa maka saya bagi-bagikan deh kepada beberapa kawan yang baru saya kenal saat itu, mereka adalah komunitas pecinta kamera analog.

Daann yang paling berkesan siang itu adalah saat makan siang.ngobrol ngalur ngidul dengan yang lain. Mendengarkan bung Karolus Naga menceritakan kegilaannya dan kawan-kawan fotografernya yang mantep-mantep. Buku-buku fotografi koleksinya pun sukses bikin saya iri. dia punya bukunya Roland Barthes yang Camera Lucida. Gila. Padahal setau saya buku itu susah bengat dicari. huff.. dan tenyata mas Naga tidak seseram tampilannya, dengan baik hati ia maju paling depan saat kita sibuk mengeluarkan uang dari dompet. Kami semua ditraktir. Woohooo..

Itulah akhir dari rangkain acara selama saya di Jogja. Setelah itu saya, Andi, dkk sibuk memikirkan kepulangan. Beruntung, Andi dkk yang ingin pulang ke Jakarta kehabisan tiket, jadilah mereka memutuskan naik kereta yang ke Bandung dulu. Saya pun memutuskan untuk batal naik kereta ekonomi dan bareng mereka naik kereta bisnis bersama mereka.

foto-foto di hari pertama: (click to enlarge)

                                          




Cam: Nikon FM2 + TMax 100



foto di hari ke-2 (JOSS):                                                                                                                               


ki-ka: Greg-Mas..- Hendra-Aima-Putra-Andi


   



Cam: Ricoh GX1 - Ilford PAN 100

Nyang Berwarna:




cam: Ricoh LX-22s - Kodak Gold expired 1989



 


 







cam: Ricoh Lx-22s - Kodak Colorplus


Tiada yang disesali dari perjalanan ini kecuali hasil foto-foto yang secara teknis banyak gagalnya. Pun dua buah klise yang sudah saya cuci lupa disimpen dimana. Toloonnggggggg…. #nyesel nggak bawa kamera digital.
© blogrr
Maira Gall