16 November 2010

Chaing Bersaudara: Bengkel Kamera Sejak 1973

 
click to enlarge!

Sudah 40 tahun lebih Chaing Kamera berkutat di dunia kamera. Dari zaman kamera masih full manual hingga teknologi digital berdifusi, Chaing Kamera setia mendampingi serta merawat perkembangannya. Sebuah ruang ukuran 4x4 yang menempel dengan rumahnya disulap menjadi sebuah 'bengkel" kamera. Letaknya di Jalan Kebon Kacan no 105, persis disebelah mushola.  Sulit dipercaya memang kalau disebuah kawasan pemukinan yang bersembunyi di belakang Jakarta terdapat sebuah tempat reparasi kamera. Apalagi bagi kita yang hanya terbiasa dengan tempat-tempat servis kamera yang terletak di kawasan perdagangan.

Chaing adalah nama panggilan si pendiri tempat ini. Sayang, saya lupa nanya siapa nanya aslinya. Kini, Chaing sudah meninggal dan perjuangannya dilanjutkan oleh adik-adiknya.  Pak Dedi bersama seorang asistennya lah yang sekarang mengambil alih, sebelum beliau ada dua kakaknya yang menanganinya. Menurut pak Dedi bisnis ini udah dimulai sejak tahun 73. Wuih.

Beberapa hari yang lalu saya menyempatkan diri ke sana dengan niat mereparasi FM2 yang saya beli di Bandung dengan keadaan lightmeter mati. Sebenernya saya udah males benerin kamera ini, udah 2 tempat servis kamera saya samperin, tapi mereka semua angkat tangan.  Tapi setelah menemukan Chaing Kamera sering dibicarakan di forum-forum maka saya coba menelponya. Ternyata mereka bilang kalo masih bisa dibenerin. Maka berangkatlah saya.

Dengan mengaku kalau saya  ini datang dari Bandung cuma untuk ke Chaing, maka akhirnya Pak Dedi langsung menangani kamera saya. haha. Padahal sebelumnya saya disuruh balik tiga hari lagi. Selama pak Dedi sibuk mengoperasi kamera, saya pun sibuk moto-motoin dia dan ruangannya dengan kamera hape. Kalau diliat, cara dia menangani kamera memang beda dengan tempat-tempat servis lainnya. Doi kayaknya udah paham betul seluk-beluk kamera dari segala macam jenis.Selain itu, dia pengerjaannya rapih dan teliti sob. Oiya, ada yang lucu dari perkakasnya, saya ngeliat ada sebuah boneka karet yang ditojos dengan sebuah batang berlubang dan itulah blowernya. Untuk ngezoom benda-benda kecil di kamera pun dia make lensa yang dibalik sebagai kaca pembesarnya. haha. Keren.!

Tapi sayang seribu sayang, kamera saya terlalu rusak untuk disembuhkan. Butuh donasi sparepart/kanibalan dari kamera lain katanya. Ya nggak apa-apa lah.

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© blogrr
Maira Gall