Sebelum kalian daftar projects yang gue inisiasi, gue mau cerita dulu tentang seorang guru kimia.
Di usianya yang ke-50, pak guru satu ini divonis kanker paru-paru. Ia pun menjalani hidup dengan tanggal kadaluarsa yang sudah tercap di kepala.
Alih-alih pasrah menunggu dijemput Izrail, ia justru kerja semakin keras biar bisa punya uang untuk ditinggalkan ke anak-istrinya.
Satu-satunya cara agar ia bisa mendadak bisa meninggalkan warisan banyak adalah dengan cara jualan narkoba. Keahlian di bidang kimia membuat pak guru yakin dia bisa memproduksi sabu-sabu kualitas nomor wahid.
"Ini bukan sekedar sabu. Ini mah karya seni!" Kata rekan kerjanya setelah mencicipi sabu pertama bikinan pak guru.
Pak guru mulai ketagihan meracik sabu.
Walau ia sering kena bala dan keluarga malah sering terancam bahaya; walau ia berhasil melawan kankernya dan melewati batas waktu hidupnya; walau uangnya sudah berlimpah bahkan sampai mengharuskannya sewa gudang (bukan lagi brankas) untuk nyimpen uang; pak guru gak berhenti. Ia terus meracik dan bekerja.
Sampai di akhir cerita, sebelum ia kandas ditembak pelor, pak guru kimia bernama Walter White bilang,

Pak White kehilangan nyawa ketika hidupnya sudah paripurna 🙌
Terlepas dari hil-hil kriminil yang Pak White lakukan, gue suka banget dengan semangatnya berkarya.
Ketika menggarap suatu project gue pun merasakan hal sama dengan Walter White. Ada dorongan yang kuat untuk totalitas menggarapnya karena gue tahu itu akan mendatangkan kepuasan batin.
Dan berikut ini daftar projects yang saat menggarapnya, gue ngerasa hidup dan nyala-nyala.
Inisiatif yang mengajak orang-orang untuk saling bertukar kartu pos kreatif buatan sendiri. Card to Post berkembang menjadi komunitas dan platform semacam media sosial, tiap anggotanya berkomunikasi lewat kartu pos (fisik) yang dikirimkan.
Gue mengembangkan Card to Post bersama Putri Fitria dan Sundea, dimulai sejak 17 November 2011 dan aktif sampai sekitar tahun 2015
Link: instagram.com/cardtopost || www.cardtopost.com <- tapi udah padam.
Memang Terlalu (MALU)
MALU adalah zine fotografi alternatif yang gue buat bareng Allan Rinaldi, teman kos waktu kuliah di Unpad. Awalnya, zine ini diperuntukkan untuk majang karya kami berdua, kemudian berkembang. MALU ingin menjadi teman untuk sesama fotografer muda. Gue dan Allan mengemas konten dengan gaya kumaha urang. Humor kosan sering kali muncul di sana. MALU dimulai sejak 6 Maret 2009, aktif sampai sekitar 2011.
Link: memangterlalu.blogspot.com || twitter.com/memangterlalu
TFOTP adalah zine fotografi analog. Renaldy Fernando yang pertama kali punya inisiatif. Ia mengajak gue, Astrid Prasetianti, dan Irinindya untuk menggarapnya. Lewat TFOTP kami membahas fotografi analog dari segi teknis maupun kultur; serta menyediakan ruang untuk fotografer analog lainnya untuk sharing karya. Zine TFOTP terbit lima edisi di masa aktifnya, 2014-2015.
Link: Instagram.com/tfotpzine
1 komentar
Itu CardToPost 17 November 2011 kali?
Posting Komentar