27 Maret 2010

Hampir Saja Parkiran Berubah Jadi Penginapan

"Mas/Mbak lain kali kalo parkir paralel jangan di rem tangan ok" Security


itu adalah sepenggal kalimat yang ditulis besar-besar dengan spidol di kertas lecek. Saat itu saya jelas udah melihat kertas  itu ada di kaca depan mobil gua.
sebelum lagi gua yang masih jalan terpincang-pincang disamperin sama bapak-bapak yang keliatan sangat gelisah nelpon-nelponin orang yang ada di phone book nya. Ujuk-ujuk dia bertanya 
"mobil mas yang mana?"
"yang itu, avanza item,"

tanpa banyak basa-basi, dia langsung melangkah cepat.

"ada apa pak?" saat itu gua sebenernya udah bisa nebak alasannya, tapi gua masih nggak percaya.. 
"itu mobil mas direm tangan, saya ga bisa keluar," jawabnya dengan nada tinggi. 
"HAH.. masa...trus bapak udah lama nunggu?"
"hampir saya nginep disini."
"waduh..." 

sambil jalan terpincang-pincang gua langsung ke mobil, sambil pura-pura santai, padahal takut. takut nggak enak sama si bapak itu. karena mobilnya benar-benar terjebak sama mobil gue yang parkir paralel tepat di depannya. Dan saat itu adalah jam 9 malam, entah udah dari kapan dia nungguin pemilik mobil avanza ini. karena gua udah parkir disana dari jam 3 sore.

"kalau parkir di sini hati-hati mas," umpatnya sambil masuk ke mobil. 
"Grrr.."


Beginilah Kata Spiderman...

"Untuk bisa melakukan yang benar terkadang kita harus merelakan segala hal, termasuk impian kita"


Kira-kira begitulah yang dikatakan Spider-Man  kepada Dr Octavius di akhir cerita. Saat itu Dr Octavius bersih kukuh untuk mempertahankan energi temuannya, padahal jika dilanjutkan energi tersebut bakal menyita hampir setengah nyawa masyarakat kota. Akhirnya Dr Octopus pun tergerak untuk menenenggelamkan temuannya, sekaligus menenggelamkan mimpinya yang udah dibangun dari waktu lama. 

Begitu juga Peter Parker yang bertekad untuk terus menjadi penyelamat kota walau harus mengiklaskan orang yang dicintainya, Mary Jane. Segala cara dia lakukan agar MJ nggak tau perasaan sesusngguhnya Parker. Walau sempat MJ menyatakan cinta tapi Peter malah menolak. 

"Spiderman punya banyak musuh, dan aku nggak mau kamu kena resikonya," kata Parker pada MJ. 

Ya, emang mungkin begitulah hidup, butuh pengorbanan kalau kita mau ngelakuin sesuatu yang benar. Tapi untuk bisa berkorban seperti itu mungkin cuma orang-orang macam Spiderman aja yang bisa. Mereka yang punya jiwa heroik. Orang-orang biasa kayak gua ini mah masih jauh dari kata itu, hidup aja masih mau enaknya doang bahkan nggak peduli dengan kebenaran. 

Hidup ini penuh resiko di setiap sisinya. Entah jalan mana yang kita pilih, pasti cepat atau lambat kita bakal ketemu dengan rintangan. Kita nggak bisa mengelak, juga mundur menolak. 

Hidup ini sungguh terlalurisky!


20 Maret 2010

Music for Life: Dashboard Confessions


mungkin karena udah lama nggak dengerin lagu DC, gua jadi suka lagi lagunya. Ini salah satu singlenya. Walau gua nggak begitu tau makna sebenernya tapi ada kutipan lirik yang gua suka.

"Don’t turn away
Dry your eyes, dry your eyes
Don’t be afraid
Keep it all inside, all inside
When you fall apart
Dry your eyes, dry your eyes
Life is always hard"

Iya, hidup emang berat. Masa iya mau enaknya aja. kita, manusia kan selalu nuntut keadilan. Begitu nya kehidupan, antara musibah dan berkah itu pasti seimbang.  

kita berani menghadapi kebahagian dalam keseharian, begitunya musibah, kita juga harus berani dan harus bisa bertahan.




A Plain Morning



lagu ini selalu mengingatkan gua pada temen gua Pungkas  yang meninggal di gunung McKinley, Alaska  saat lagi bergabung dalam ekspedisi pendaki gunung. Dia kesana ngebawa nama Indonesia pren. Dia meninggal dalam perjalanan turun dari puncak. Udah sangat dekat dengan tujuan. mengharukan. 

It's colder than it ought to be in March
and I still got a day or two ahead of me
till I'll be heading home,
into your arms again.
And the people here are asking after you.
It doesn't make it easier. (easier)
It doesn't make it easier to be away.(to be away)

I'd like to hire a plane.(a plane)

I'd see you in the morning, (morning)
when the day is fresh.
I'm coming home again. (I'm coming home again)
Coming home again. (again)
Coming home again. (again)
When the day is fresh,
I'm coming home again.(I'm coming home again)

Coba dengar dan resapi lagu ini saat kalian berada jauh dari kekasih, terpisah laut dan negara deh. Saat lagi kangen-kangenya terkadang kita pengen pulang apapun yang terjadi. kalau bisa nyewa pesawat deh untuk bisa terbang ke rangkulannya. hahaha.


19 Maret 2010

....

kita terlalu asik berdansa dijalan yang gelap. Menciptakan terang dari bara nafsu semata. Tanpa sadar pelan-pelan takdir menuntun kita ketempat awal kita bermula. Membenturkan badan kita pada kenyataan, ditengah jalan.

Seiiring itu lonceng berbunyi mengusik lalu memaksa orang-orang yang terlupakan kumpul melingkar dibalik tirai. Berhamburan mereka datang, melucuti sedikit demi sedikit dosa yang sudah kita tabung.

Lalu dibawanya kita ke pengadilan. Namun sayang tidak berujung pada kesimpulan. Semua kembali bias, buram seperti malam.


Kita tidak dipenjara. Hanya saja kaki kita dirantai dengan panjang yang dibatasi.


mari melangkah bersama di masa yang baru ini.

Bersahabat dengan kenyataan, agar sekalipun aku hilang, aku akan hilang bersamamu!
.

18 Maret 2010

been to Medan

Saatnya meluangkan waktu untuk berbagi cerita tentang perjalanan dua minggu lalu. Yap, Terjawab sudah pertanyaan seperti apakah Medan itu. Saya sukses dipilih redaksi untuk berangkat ke Medan meliput kegiatan road show  Nge-BeAT Bareng Haiskulizm ke lima sekolah di kota Medan dari tanggal 26 Feb – 06 Maret. Walau sekolah kunjungannya Cuma lima tapi kami berada di sana Sembilan hari, berarti apa? Berarti banyak waktu luang bisa dimanfaatkan untuk melucuti kota Medan.

Selain saya ada Maul, teman sekampus yang juga bekerja di Hai, bedanya dia berada di bagian promosi. Saat itu adalah Jumat, 26 Februari, kami meluncur dari Jakarta menggunakan pesawat.

Perlu kalian tahu, ini adalah kali pertama saya tahu betapa enaknya dinas keluar kota, nggak perlu ribet mikirin ongkos, tiket udah disediain, pokoknya tinggal bawa barang bawaan dan jalan deh!. Nggak perlu repot-repot mikirin penginapan dan transportasi, semua udah disediakan. Nginep di tempat yang bagus, supir dan mobil pun udah tinggal panggil. Berasa bos deh di sana. Selain itu ada juga ongkos alias upah yang diberikan berdasarkan jumlah hari kita berada di luar kota. Sedap...
Uh, suatu sambutan yang mewah diberikan langit sore itu, bulan datang terbit lebih cepat. Mengiringi si Singa Udara terbang membawa gua dan penumpang-penumpang lain.
Pemandangan setibanya gua di Bandara Polania, Medan. Dua staff penerbangan terlihat sedang menadahi air asi. Mungkin dia iri sama bayi, yang bisa merebut jatahnya dari si istri.:D
 Ini dia kunjugan pertamanya, SMA Nusantara, kabarnya sih sekolah ini udah keluar dari kota Medan, di pinggirannya lah. terbukti dengan kelakuan para warga sekolahnya. Hahaha. Suatu perkenalan yang mengagetkan. Kalimat “eh ada Afgan,” sangat bikin gua jengah sekali sampe akhirnya gua lepas kaca mata. Haha. Fuk lah..
Disini juga gua memulai sok-sokan ngomong pake logat sana, memanggil dengan sapaan aku dan kawu. Tapi tetep ketara bedanya.
"bang, asli Medan?" tanya seorang siswa
"bukan, kenapa emang?" jawab gua dengan logat yang ditarik.
"Oo pantas logat cakapnya beda."

 Anak-anak sekolah sejenis ini pun gua temuin lagi di SMA Hang Tuah yang terletak deket sama pelabuhan, udah ketebak dong kelakuan orang-orang pelabuhan kayak apa. Ya, tebakan kalian salah, walau tampang emang serem, tapi di sana banyak gua temuin cowok kemayu. Salah satunya anak ini:
kalau mau baca cerita tentang sekolah ini  klik ini

mirip-mirip dikit sama Zoey Dischannell, haha. Doi anak SMA Immanuel, cakep ya..

kurang lebihnya itu tentang sekolahnya, selain SMA Nusantara gua juga ke SMA Immanuel, SMA Dharma Pancasila, SMA Hang Tuah Belawan dan SMA 3 Medan. SMA 1 Medan juga sempet gua kunjungi untuk sekedar menghabiskan waktu bersama anak-anaknya. hehehe.. kalau mau baca tentang liputan per sekolah, langsung aja klik ini hehe. promosi dikit.  


Gua menyempatkan diri untuk datang ke acara ini. Acara yang digelar oleh mahasiswa Hukum USU. Lumayan untuk gua liput trus dinaikin di Hai-Online. Nggak cuma itu, di sini gua juga sukses dikenalin dengan anak-anak band kota Medan, ada Age dari band shoegaze Corine Conception, juga ada Denny alias Gebols dari band melodic DOSN. Gua ngobrol banyak ama mereka, seru lho. Si Denny hoki banget jack! Doi punya istri orang bule, cakep banget. haha.


Selain DOSN, gua juga sempet ngobrol-ngobrol ditemani hujan sama band hardcore straight edge Martyrs. Mereka baik-baik banget sob, sampe rela nyamperin gua ke bandara pas mau pulang cuma untuk ngasih Tshirt mereka. keep rock and keep positive guys!

bersambung dulu... 

12 Maret 2010

Salah naik mobil malunya memang terlalu yah?!!!!

Sore tadi, beberapa menit tadi adalah hujan di sini.
Dan saya masih belum menemukan kacamata saya dimana.

Saat itu saya hujan2an turun dari mobil untuk mampir ke sebuah toko,
Set set set.. selesailah, dan saya langsung menuju mobil putih seperti yang saya tumpangi tadi.

"Tok-tok-tok," saya mengisyaratkan supaya pintu cepat dibuka, karena nggak tahan dingin banget ujannya.

Dibukalah sama orang di dalam yang sepertinya sibuk mainini hape, saat itu saya belum liat muka si orang, apakah benar itu supir saya atau bukan


Lalu saya duduk, dan berkata sambil mengusap-usap kepala, “ayo bang, saya Cuma liat-liat sebentar tadi,” ujar saya ke orang di sebelah..

Saat itu terasalah emang empuknya tempat duduk berasa bedanya, begitu jug dengan interior mobilnya..

Daaannn begitu juga dengan orang yang disebelah saya. Ternyata dia bukan supir saya.
Saat itu saya duluan yang sadar “eh saya salah naik mobil bang,”

“eyyyyaaaaa,, macam mana anak ini, ada-ada saja,” ujar si bapak yang sepertinya juga baru sadar kalau di mobilnya ada orang tak dikenal.

Kontan saya langung berlari, menuju mobil putih lainnya yang ada di sebelah depan. Menembus hujan, juga menembus rasa malu dan lucu yang amat sangat..


saat itu adalah 5 Maret yang lalu.
dan saya masih di kota Medan..
© blogrr
Maira Gall