kita terlalu asik berdansa dijalan yang  gelap. Menciptakan terang dari bara nafsu semata. Tanpa sadar  pelan-pelan takdir menuntun kita ketempat awal kita bermula.  Membenturkan badan kita pada kenyataan, ditengah jalan.
Seiiring  itu lonceng berbunyi mengusik lalu memaksa orang-orang yang terlupakan  kumpul melingkar dibalik tirai. Berhamburan mereka datang, melucuti  sedikit demi sedikit dosa yang sudah kita tabung.
Lalu  dibawanya kita ke pengadilan. Namun sayang tidak berujung pada  kesimpulan. Semua kembali bias, buram seperti malam.
Kita tidak dipenjara. Hanya saja kaki kita dirantai dengan  panjang yang dibatasi. 
mari melangkah bersama di masa yang baru ini.
Bersahabat  dengan kenyataan, agar sekalipun aku hilang, aku akan hilang bersamamu!
.

Tidak ada komentar
Posting Komentar