05 Januari 2013

Hari ke-4: Menyaksikan Pentas Mini Teater Boneka.



Pernah mendengar nama Papermoon Puppet? Pasti pernah. Pasalnya, nama teater boneka asal Yogykarta ini sudah santer banget terdengar. Apalagi, 17-19 Desember 2012 lalu, mereka jadi penyelenggara sebuah ajang keren, Pesta Boneka #3 di Yogyakarta. Walau cukup kesal karena saya nggak bisa berkunjung ke sana, tetapi saya beruntung, tetap berkesempatan menyaksikan pertunjukkan mini mereka.


Demi menggalang dana dan melakukan promosi, tim Papermoon Puppet dua kali menggelar praevent, di Jakarta, tepatnya di Dia Lo Gue, Kemang, pada 25 Oktober 2012 dan di Tobucil, Bandung pada awal Desember. Ya, benar sekali, saya berhasil menyambangi kedua acara di dua kota berbeda tersebut. Hehehe. Cukup untuk membayar rasa kepenasaranan saya atas aksi teater boneka ini. Pasalnya, saya sempat mengetahui jadwal pementasan mereka di CCF Bandung beberapa waktu lalu, tapi malah melewatkannya begitu saja. Ketidakbisaan saya untuk melihat Pesta Boneka-nya pun sedikit terbilas dengan menyaksikan dua pertunjukan mini tersebut. 

Di Jakarta, Tupu dan Moyo, dua karakter yang diambil dari cerita Mwathirika bermain-main di antara dahan pohon dan patung topeng raksasa yang ada di halaman belakang Dia Lo Gue. Aksinya begitu menggemaskan. Kalau saya nggak salah inget, mereka berdua sedang bermain ketapel dan salah satunya iseng. Boneka dikendalikan oleh satu hingga dua orang. Mereka sudah sangat terlatih, sehingga gerakan boneka terlihat begitu luwes. Menariknya, teater tanpa dialog ini - hanya latar suara saja - bisa terasa begitu hidup ceritanya. 

Sementara pertunjukkan di Bandung, yang mengisi acara adalah kelompok seniman boneka asal London, Inggris, String Theater Marionettes dengan pertunjukkan boneka The Marionette Insects Circus. Seperti namanya, segerombolan serangga mempertunjukkan sebuah sirkus dikendalikan sang seniman lewat tetalian yang menyatu pada batang kayu. Pokoknya, kalau kalian melihat langsung, kalian pasti takjub, tangan para seniman teliti dan terlatih banget. 

Tak ada vokal juga di sini, hanya rangkaian musik orkestra yang mengiringi pertunjukan 15 menit itu. Selama 15 menit itulah kami, para penonton seolah tersirap oleh aksi sirkus para serangga yang konyol itu. 

Semoga, di tahun 2013 ini saya berkesempatan menyaksikan pertunjukkan durasi panjangnya. 





3 komentar

Melisa P. Dewi mengatakan...

waa, kok saya yang orang Jogja nggak tauu >.< waa mauu ..

Dea Maesita mengatakan...

Dengar-dengar ini pertunjukan papermoon yg terakhir kalinya. Iya nggak sih? :(

papermoon mengatakan...

thanks buat posting-nya yaa... :D semoga bulan juli bisa nonton pentas panjang Papermoon di Jogja.. ;)


@radee maesita : waduh.. pertunjukan PApermoon untuk terakhir kalinya? serem amat...

Posting Komentar

© blogrr
Maira Gall