08 Januari 2013

Hari ke-7: Antara Buddy Holly dan Google Doodle



Besok saya bakal menyaksikan konser band idola saya, Weezer. Hal itu membuat saya beberapa hari ke belakang ini memutar terus lagu-lagunya. Nah, entah gimana proses berpikirnya, saat mendengar lagu Buddy Holly saya jadi teringat Google Doodle. Hehehe. bisa jadi karena susunan kedua katanya itu mirip polanya. Oleh karena itulah, di posting hari ke-7 30 Hari Bercerita ini saya mau menampilkan cerita tentang Google Doodle yang saya tulis untuk majalah berinisial tiga huruf. H.A dan I. Kenapa tiba-tiba saya ingin menulis ini? bisa jadi, tak hanya karena excited besok akan nonton Weezer tetapi juga karena lagi kepikiran majalah itu. :)

Seni dan Teknologi dibalik Google Doodle 
Dari sekedar coretan iseng, hingga lukisan berkelas dan aplikasi canggih menghiasi halaman depan Google. Ini dia cerita di balik layarnya


Menelusuri informasi dan data di dunia maya dengan menggunakan search engine itu terkadang membosankan. Apalagi kalau data yang kita butuhkan susah banget dilacak. Tapi, permasalahan itu nggak terasa lagi saat kita memulai penelusurannya di Google. Saat pertama kali sampai di home page-nya saja, kita sudah dihibur dengan Google Doodle, kreasi pada logo Google yang selalu tampil beda hampir di setiap harinya. 

Yap, hampir tiap hari, Google menampilkan Doodle untuk merespon serta merayakan fenomena serta tokoh penting dunia. Contohnya saja, event internasional macam Olimpiade London 2012 lalu, hari lahir tokoh-tokoh penting dunia, dan hari kemerdekaan negara. Saat 17 Agustus 2012 lalu pun, halaman depan Google Indonesia menampilkan Doodle bertema lomba-lomba di 17 Agustus. 

Nggak cuma menarik dari segi artistiknya saja, tampilan Doodle juga kadang hadir dengan aplikasi interaktif yang canggih dan mengejutkan. Dari yang berupa ilustrasi, games, video animasi hingga aplikasi interaktif. 

Padahal, kalau dirunut dari sejarahnya, penciptaan kreasi pada logo Google ini cuma proyek iseng para foundernya. Di tahun 1998, saat Larry dan Sergey, menghadiri Burning Man Festival, mereka menggambar karakter stick-man di belakang huruf ‘O’ pada logo untuk menandakan kalau mereka sedang keluar kantor. Nggak disangka, banyak banget respon positif yang diterima dari para pengunjung Google. Dari situlah, Doodle mulai diresmikan. 

The Man Behind

Seluruh kreasi yang canggih ini dikerjakan di sebuah kantor kecil di California sana. Di bawah komando sang creative director Ryan Jamic (Ryan Germick) ribuan Doodle sudah dihasilkan dengan sepenuh hati. 

“Kami ingin menghadirkan seni dan teknologi pada bentuk yang terbaiknya,” itulah salah satu motivasi Ryan Jamic dalam membuat Google Doodle. 

Sebelum Ryan Jamic, adalah Dennis Hwang yang bertanggung jawab penuh atas Google Doodle ini sejak tahun 2000. Baru di 2012 ini tim pun diperluas. sejumlah ilustrator serta programer freelance serta seniman-seniman ternama dipekerjakan untuk membuat doodles yang keren. 

“Doodle ini bukan karya individual, karena kami mau membuat Google sebagai sebuah budaya,” ujar Ryan Jamic. Selain Ryan Jamic, Kris Hom juga ikut membantu di bidang teknisi. 

Between Art and Technology
Sebagai sebuah brand yang sudah dikenal dengan inovasinya yang selalu kreatif, Google selalu total dalam membuat doodle-nya. Nggak cukup dengan gambar dua dimensi yang biasa, Google Doodle selalu menampilkan kejutan-kejutan. Saat ulang tahun pencipta gitar legendaris Les-Paul saja, gitar yang tampil di layar ternyata bisa kita mainkan, dengan menggerakkan mouse di senar-senarnya, gitar akan mengeluarkan nada-nada. Nggak cukup di situ, kita juga bisa merekam musik yang kita buat dari gitar tersebut. 

Untuk yang penasaran, tim Google menjelaskan bahwa Doodle ini dibuat dengan menggunakan sejumlah aplikasi web programing. HTML 4 Canvas untuk membuat senar gitar, Flash untuk membuat suara, Google Font API, CSS, Flash dan App Engine. 

Jangan kira pembuatan Google Doodle ini cuma mengandalkan komputer saja, ada beberapa doodle yang dibuat secara manual. Gambar dibuat di kanvas dengan menggunakan cat minyak lalu discan ke komputer. 

Pastinya, proses pengerjaannya ini nggak gampang. Ada yang harus diselesaikan dalam hitungan jam saja, ada juga doodle yang memakan waktu beberapa bulan, contohnya, Doodle yang dibuat saat perayaan hari lahir Freddie Mercury, vokalis Queen. Di seri ini ditampilkan sebuah video animasi tentang Freddie Mercury saat tombol ‘play’ pada logo Google di homepage ditekan. Menarik! 

“Doodle adalah cara untuk memanusiakan halaman depan Google,” simpul Kris Hom

Dan inilah dia beberapa Doodle yang menurut saya menarik untuk disimak: 

Google juga menaruh perhatian terhadap negara kita. Di Google Doodle yang hanya ditampilkan di Google Indonesia ini kita bisa melihat sejumlah lomba yang biasa diadakan saat 17 Agustus. 


Ini dia Doodle pertamanya Google. Dibuat langsung oleh kedua foundernya. Walau simpel, tapi terlihat menarik, bukan?!


Ditampilkan pada 14 Februari 2012 lalu, Doodle ini banyak dibicarakan di Twitter sebagai tampilan yang romantis.  Kalau kita klik tombol play pada gambar, akan muncul sebuah video animasi singkat tentang seorang cowok yang sedang mendekati cewek idamannya. 



Sebagai saluran bagi seluruh informasi yang berkeliaran di dunia maya,Google juga ikut memprotes regulasi sensor sejumlah situs dengan menampilkan logo Google yang tertutup pada 18 Januari 2012. Walau simpel, makna  perlawanan Google ini sangat terasa kuat. 


Di Google Doodle yang tayang pada 10 Agustus 2012 ini, kita bisa bermain games adu pinalti. Sebagai kiper kita bisa menangkap bola dengan menggerakkan mouse ke arah bola ditendang. 




Mari berPARTYsipasi
Pemilihan tema Google Doodle ini dipilih berdasarkan kesepakatan para tim. Biasanya momen penting dan hari lahir tokoh dunia lah yang diangkat. Kreasi yang dibuat pun disesuaikan  dengan ciri khas dari tokoh atau momen tersebut. 
Biar lebih mendekati para konsumennya, tema-tema yang diangkat di tiap negara terkadang nggak sama. Dalam satu hari saja, kita bisa melihat dua doodles yang beda kalau kita mengunjungi Google versi negara lain. 
Serunya, kita juga bisa ikut sumbang ide juga, lho. Caranya, cukup kirimkan ke proposals@google.com . kita coba, yuk! 


Tidak ada komentar

Posting Komentar

© blogrr
Maira Gall