Malam minggu pertama milik bulan Oktober (1/10) didaulat sebagai hari bagi
para jemaah Polyester Embassy untuk bersenandung bersama di Dago Tea House,
Bandung dalam acara konser tunggal mereka yang diberi tajuk “Silent Yellow
Ensemble”.
Sekitar pukul 19.30 para pengunjung mulai merapat masuk ke dalam ruangan.
Sejurus kemudian, Space Missile yang ditunjuk sebagai band pembuka memberikan
musik untuk pemanasan. Lagu-lagu instrumental ala band-band postrock yang
bernuansa galau dan berkecamuk pun digeber oleh band yang berisi dua pemain
gitar ini.
Tak banyak lagu yang dibawakan oleh Space Missile hingga akhirnya mereka
turun panggung. Tak lama kemudian, siluet empat pemuda bertubuh kurus dan satu
pemuda bertubuh gempal terlihat masuk mengambil posisi. Ya mereka lah Polyester
Embassy. Tepuk tangan meriah ditemani kerlap-kerlip lampu nan silau menyambut
lagu pertama mereka, Tragic Comedy.
Berhubung konser tunggal ini adalah bentuk perayaan atas rilisnya album kedua
Polyester Embassy – Fake/Faker – maka lagu-lagu dialbum tersebut lah yang banyak
dimainkan. Dari mulai Later On, Faker, Air, Good Love hingga lagu Have
You yang dibawakan Elang sang vokalis seorang. Tapi bukan berarti
nomor-nomor dari Tragic Comedy dilupakan, Polypanic Room, Orange is
Yellow, dan Faded Blur ikut dinyanyikan.
Jika diibaratkan sebagai ustadz, maka Polyester Embassy ini adalah tipe
ustadz yang introvert. Lebih sering membaca kitab ketimbang berteriak-teriak
ceramah. Terbukti, durasi mereka berbicara di luar lagu sebentar banget. Sapaan
kepada penonton pun dilakukan seadanya. Tapi, ya, sebagai imam, Polem sukses
membuat jemaahnya bermuhasabah, menasbihkan lirik-lirik dalam goyangan-goyangan
kecil sambil memejamkan mata dan mengerutkan dahi.
Bukan konser tunggal kalau hadir tanpa kejutan. Dalam konser ini, Polyester
Embassy dengan sangat memukau meng-cover lagu Don’t Save Us From The
Flames milik M83. Lagu yang anthemic itu pun membuat para penonton
bersama-sama bernyanyi.
Tata cahaya dalam konser ini sepertinya perlu mendapat cacian se dikit.
Memang sih kerlap-kerlip lampu yang nggak karuan itu sejalan dengan irama yang
bikin mood berkecamuk. Tapi intensitasnya yang berlebih bikin mata pusing.
Jadilah saya males untuk melihat ke arah panggung. Para personil Polem
dipanggung pun hanya terlihat sebagai siluet.
Ketika jam menunjukkan pukul 22.30 pun terasa benar kalau Polyester Embassy
mulai mengakhiri konser. Akhirnya, lagu Space Travel Rock n Roll dimainkan, lagu
yang memang menjadi nomor terakhir di album itu dijadikan sebagai lagu penutup
konser.
mari kita tutup ini dengan membaca Hamdallah
Alhamdulillah..
click the photos to enlarge!
foto-foto ini dihasilkan dengan menggunakan film kodak Portra 160 VC
(kurang gaya apa coba gua, motret liputan pake kamera film. ck ck ck)
2 komentar
fotonya canggih2 0_0 *matabelo* *duajempol**standingapplause*
huaha.. yang canggih mah yang perform. fotografer cuma 'mencuri'
Posting Komentar