07 Januari 2010

Kabinet Fotokopi Jilid Kawat

Kala itu adalah barusan, tidak lebih dari setengah jam.
“ki, mau kemana?”
“ke tukang fotokopi!, mau ngejilid”
“oh berarti ke tukang jilid yah..”

3 t4 fotokopi saya singgahi,:
“bisa jilid ring kawat ga mas?
“…”si mas geleng-geleng, mungkin dia lagi tahlilan dalam hati

“bisa jilid ring kawat ga mas?”
”mesinnya sih punya, tapi blum biasa.”
“yaudah deh jangan.”

“bisa jilid ring kawat ga mas?”
“harga mesinnya kebeli motor seken mas, mending cari ke tempat lain, ke deket kampus.”

Lalu saya putuskan untuk singgah ditempat terakhir.:
“bisa jilid ring kawat ga mas?”
“bisanya spiral mas.”


“oh ga deh, saya pakenya pil.”
“oke deh, keluarga berencana nih, salam untuk istrinya yah,”
“oiya mas, disini jual perosotan spiral juga yah.”
“ada mas, tapi harus pesen, kalo perosotan yang untuk minum ada mas, kenapa gitu?”
“itu sedotan mas.. ini,, Istrinya saya mau melahirkan dengan cara itu, ketika kontraksi dia ingin naik perosotan, biar gampang keluar katanya. Pesen yang setinggi monas ya mas.”

Mumpung lagi nanggung maka satu lagi saya datangi deh:
“bisa jilid ring kawat ga mas?”masih dengan pertanyaan yang sama.
“oh iya bisa, silahkan duduk.”
Lalu si mas meninggalkan saya, terdengar bunyi seperti perkakas sedang dipersiapkan, sementara kursi yang saya membuat saya menengadah ke atas.
“ayo mas, buka mulutnya…”
lalu dia ngoprak-ngaprik gigi saya, membuat cetakan, dan melakukan hal yang saya tidak bisa lihat dengan mata kaki saya.
“selesai mas.”

Lalu saya bangun sambil masih memegang gulungan kertas-kertas yang hendak saya jilid. Disitu ada kaca bertulis “senyum”. Maka saya tersenyum dan melihat sederetan gigi yang dipasangi kawat.

“bagus kan kawatnya, seminggu sekali datang check up ke sini yah?”jawab si emas.
“hmm, trus kapan dokumen saya di jilid ring kawat.?”jawab saya datar karena menahan ngilu di seantero mulut.
“hah, , disini bukan tukang fotokopi, disini tukang gigi.”
“hah,, yaudah deh mas Arman maulana, saya pulang aja.”
..

Lalu saya pulang, membawa banyak pertanyaan, membawa banyak perubahan. Saya yang suka foto pun juga bertanya, apakah tukang foto copy juga seorang fotografer, kenapa tidak pernah saya liat secangkir kopi
 ditempat fotokopi, kenapa why not coba?




6 Desember, Rumah

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© blogrr
Maira Gall