09 Mei 2021

Truk Lebaran di Antara Lapang-Sempitnya Jalan


Lebaran ini gue kepikiran untuk bikin project iseng-iseng berhadiah. Gue seneng banget bisa melakukan ini. Jadi keinget masa-masa gue aktif berkirim kartu pos. 

Ya, jadi gue menyiapkan hampers untuk temen-temen deket gue di tim kantor. Awalnya cuma kepikiran untuk kirim kue buatan nyokap aja. Tapi, kok, gue ngerasa kurang personal. Gue pengin nambahin sesuatu yang bener-bener buatan gue. Dari gue untuk mereka. 

Akhirnya muncul ide untuk mencetak foto-foto tulisan di belakang truk yang sudah gue kumpulkan sejak sekian lama. Hehe. Gue emang hobi banget fotoin tulisan truk. Gue sering berhenti atau muter balik pas lagi jalan demi foto truk yang tulisannya menarik. 

Gue telusuri galeri foto dan mencari foto-foto truk di antara tumpukan foto gue, Rima, Rania dan foto buku-buku jualan. Wah, ternyata cukup banyak! 

Dari semua foto truk, gue kurasi lagi. Gue pilih-pilih yang kualitas fotonya cukup layak (gak goyang--maklum, kadang fotonya juga sambil nyupir motor pake satu tangan). Lalu gue pilih lagi yang kata-katanya bagus. Kriteria bagus adalah... sesuai dengan tema lebaran, relevan dengan kerjaan yang kami lakukan setahun belakangan, atau cocok dengan karakter temen gue. Gue pilih lagi kata-kata mana yang sesuai dengan teman gue yang mana. Lalu gue desain sederhana dan ditambahin copy yang berhubungan dengan lebaran. Terus, cetak dan kirim bersamaan dengan nastar, deh! 

Ngomong-ngomong soal ucapan lebaran di tengah itu, gue bikin untuk merangkum kondisi kehidupan kita secara umum di lebaran ini. Tentu, pemilihan katanya gue kaitkan dengan jalanan, tempat truk melaju. Selama pandemi, kita pasti pernah merasa keberuntungan kita sempit banget, tapi di lain waktu kita melaju lancar di jalan yang lapang. Di antara keduanya, kita tetap menjalani kehidupan. Menunaikan puasa. Memaknai kemenangan. Kita selamat dan lebaran. Lebaran dalam hal perayaan maupun lebaran dalam urusan ukuran. 

Semoga pesan ini. bisa sampai ke teman-teman sekalian dan bisa dimaknai apapun yang baik-baik untuk mereka. 

Hampir semua kiriman sampai ke tujuan. Ada yang selamat (utuh), ada yang kemasan nastarnya remuk, ada yang gak sampai karena masalah pengiriman, ada juga yang gak jadi dikirim karena calon penerima menolak hadiah. Gue cukup sedih, tapi banyak senangnya. Mengingat hakikat truk adalah perjalanan. Dan hakikat perjalanan bukan cuma soal sampai ke tujuan. 



Tidak ada komentar

Posting Komentar

© blogrr
Maira Gall