19 Agustus 2019

Dua R

Gue menamai akun toko buku gue dengan dua huruf konsonan. Begitu juga nama blog dan akun-akun gue yang baru.

Nama itu gue pilih bukan untuk menyiasati nama akun yang sudah diambil orang. Dua R adalah inisial nama gue (dan juga Rima).

Nah, obsesi terhadap  nama dengan dua huruf konsonan itu muncul sejak gue baca Rumah Kaca (Tetralogi Buru). Tokoh utama novel itu adalah Pangemann. Dalam beberapa kalimatnya, ia  menekankan bahwa namanya harus menggunakan dua N.
Setiap kali membaca namanya di novel, terutama saat ia memberi penekanan, gue selalu kagum. Ia seperti mantap banget dengan namanya itu. Walau ia  tahu dua N itu nggak ada makna khususnya, tapi ia suka dan mempertahankan.

Jacques Pangemanann sendiri adalah seorang keturunan Minahasa. Ia polisi yang diangkat pemerintah Hinda Belanda untuk jadi intelejen penyelidik gerak-gerik Minke. Aksi Pangemanann yang menyebabkan Minke diasingkan sampai ke Maluku Utara.

 Nah, saya baru tahu bahwa nama Pangemanann itu agaknya dipilih Pramoedya karena terinspirasi nama seorang wartawan yang sekawanan dengan Tirto Adhi. Namanya J.F.D Pangemanann.

 JFD Pangemanann juga mengarang novel. Salah satunya adalah Tjerita Rossina. Dia juga menggunakan dua konsonan di situ!

 Sudah dua nama gue yang menggunakan dua konsonan. Sekarang ini gue lagi mempertimbangkan atau bikin satu nama lagi dengan dua R, yaitu nama anak. Haha. Semoga Rima setuju

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© blogrr
Maira Gall