Kalau benar kebahagiaan bisa diciptakan,
dimanakah toko yang menjual bahan-bahannya?
Aku ingin mencipta kamu.
Akan ku buat kamu juga punya kemampuan untuk mencipta,
sehingga kamu akan pergi juga ke toko bahan-bahan itu,
lalu mencipta aku.
Sehingga ketika saling menatap, kita menemukan kebahagiaan.
Sehingga aku tak lagi perlu mengais-ngais kebahagiaan pada tumpukan waktu yang dibuang oleh keakraban yang berujung canggung; ciuman yang lebih baik tak jadi; dua tangan berhimpitan namun tak bergandengan; dan wajah manis yang tak bisa dicubit.
Tidak ada komentar
Posting Komentar