30 Juni 2014

#pencermat Kartu Poster dan Ulang Tahun Ke-26



29 April 2011 adalah Kamis, saat saya untuk pertama dan terakhir kalinya datang ke kampus memakai setelan jas. Saya sidang skripsi! Di hari setelah hari ulangtahun saya yang ke-24 itu, saya mendapatkan hadiah yang bukan main berkesannya: kelulusan sidang skripsi yang begitu juga membawa saya ke kelulusan kuliah S1. Nilai skripsinya? aduh, saya nggak mau menyebutnya. Pokoknya saya seneng banget deh. Pokoknya lagi, karena saya sepenuh hati mengerjakan skripsi, saya merasa bahwa skripsi adalah hadiah yang saya dapatkan dari diri saya sendiri. Semacam persembahan untuk hidup saya sendiri. 

Bukan saya yang membuat jadwal skripsi itu menjadi dekat dengan ulangtahun saya. Semua diatur Jurusan. Hanya kebetulan saja. Tapi, karena kebetulan itu saya jadi bertekad setiap saya ulangtahun, saya ingin menghadiahi diri saya sendiri. Asumsinya begini, 'saya' adalah subjek sekaligus objek (the 'i' and the 'me'). Saya menjalani hidup ini, saya juga yang menikmatinya. Jadi, yang paling pantas untuk memberi selamat, syukur, doa, dan hadiah atas perayaan hidup saya ya saya sendiri.   

Ya intinya, setiap ulang tahun saya ingin bikin seneng hidup saya ini dengan sesuatu yang saya bikin sendiri. 

Nah, di tahun ini, saya membuat Kartu Poster. Dari kata majemuk itu, ada tiga kata tunggal: kartu, pos, dan poster. Ya, dalam satu bentuk, tiga hal itulah yang saya buat. Sebenarnya karya ini saya pilih karena ada terlalu banyak ide yang berseliweran minta diwujudkan. Pertama, saya ingin membuat kartu pos agar bisa dikirimkan dan menjadi kenang-kenangan untuk teman-teman. Apalagi beberapa bulan ini saya sudah jarang sekali berkirim kartu pos. Kedua, saya juga kepikiran untuk membuat serial foto lalu diterbitkan. Ketiga, sebulan ke belakang saya sedang sering-sering dirubung hasrat untuk membuat zine/newsletter personal yang isinya gagasan, cerita, atau karya saya.

Sulit sekali memilih ide mana yang mau diwujudkan. Untungnya Tuhan baik. Dia kasih saya bisik. Katanya, "bikin aja semua dalam satu bentuk". Taraa!! Hasilnya, ketiga ide dasar tersebut saya buat dalam satu platform. Jadilah Kartu Poster ini. Sebuah kartu pos yang sekaligus bisa menjadi poster bergambar foto-foto saya dan dibaliknya saya imbuhi satu artikel yang merangkum cita-rasa saya selama setahun kebelakang menjalani usia ke-25. Kartu pos ada, foto ada, newsletter pun ada. Alhamdulillah. 

Kartu Poster ini tentu saya beri tema tapi saya biarkan samar saja. Biar teman-teman yang merasakan dan menebak sendiri makna utuhnya.

Bagian pertama yang saya susun adalah artikel di bagian belakang poster. Tulisan itu merupakan sebuah pengejawantahan asa, rasa, pengalaman serta pembelajaran yang saya dapat selama setahun ke belakang menjalani usia ke-25, sebuah fase yang mempertemukan saya setumpuk padat realita hidup yang cukup mencekam dan satir. Banyak yang menyebut masa-masa tersebut adalah masanya quarter life crisis. (saya akan publish tulisannya di posting berikutnya). 

Soal foto, saya kemudian mengumpulkan foto-foto saya yang kira-kira bernuansa sama dengan isi tulisan di bagian belakang. Kalau dirasa-rasanya sih nuansanya gloomy semua. Hehe. Tapi ya memang begitulah yang sekiranya sesuai dengan yang saya rasakan. Kesemuanya adalah foto lama, bukan foto baru. Bukan pula foto yang saya buat khusus untuk Kartu Poster ini. Lantas soal kartu pos, saya imbuhkan kertas Coronado, kertas favorit saya seukuran kartu pos di bagian poster fotonya. Kertas yang aslinya berukuran A3 itu kemudian dilipat mengikuti bentuk kartu pos yang ada di tengah sehingga menjadi seukuran kartu pos tersebut.  

Karya sudah siap. Dan pasti, saya nggak mau menikmatinya sendiri. "Happiness is real only when shared" begitu kalau kata pepatah. Maka dari pada itulah, saya membuat Kartu Poster ini tak hanya satu, melainkan banyak. Lalu saya kirim-kirimkan ke teman-teman. Pertama, teman-teman yang punya peranan penting dalam hidup saya selama setahun ke belakang--termasuk pacar tentunya. Kedua, teman-teman Card to Post. Ketiga, teman-teman di Instagram, saya sengaja ngupload penawaran. Siapa yang mau akan saya kirimi. 








Ada empat varian gambar Kartu Poster yang saya buat. Jadi, kartu poster ini kalau pertama kali kita terima dalam ukuran kartu pos. Tapi setelah dibuka akan menjadi poster.


Saya menggunaka dua jenis kertas. Kertas HVS untuk bagian posternya. Kertas Coronado di bagian kartu posnya. Saya sengaja memilih kertas bertekstur seperti coronado biar saat dipegang, kita akan merasakan kontur serta tekstur berbeda. Semacam memberikan interaksi lewat kartu pos itu. 

Alhamdulillah, dari 15 kartu poster yang saya kirim, hampir kesemuanya sampai dengan selamat. Ada beberapa yang belum mengabari sih. Tapi ya semoga saja semuanya bener-bener menerima.

Sebagai arsip, saya juga akan menampilkan kesan-kesan para penerima kartu poster ini. Nggak bermaksud riya, sombong, atau membanding-bandingkan. Sungguh. Semoga bisa dinikmati yah:













---
Harusnya tulisan ini dipublis nggak jauh setelah 28 April. Tapi berhubung kemarin lalu saya kerap dirubung rasa malas akhirnya baru sempat saya ceritakan sekarang. Untung ada program #Pencermat jadi saya mau memaksa diri untuk menulis.
---
Sedikit cerita tentang #Pencermat. Ini adalah program yang digagas demi mengembalikan semangat menulis di blog lagi. Karena berbagai alasan super klise imbas keseharian, saya, LodraAndraTito dan Dimas punya keresahan yang sama: kami jadi jarang nulis dan merasa butuh kembali rutin menulis. Alasannya beragam: biar nggak tumpul, agar bisa 'hidup', memenuhi hasrat berbagi dan tentunya, mengalahkan rasa malas.

Satu kali dalam seminggu, kami berkomitmen untuk menulis dan memublisnya di blog masing-masing. Jika ada yang telat atau absen menulis, maka ia wajib mentraktir kami makan. Hehe. Karena kami memilih Jumat sebagai hari terbitnya tulisan, maka program ini pun kami beri nama Pencermat, yang merupakan kependekan dari pencerita Jumat.

Posting ini adalah tulisan keempat. Dan saya sudah telat publis tulisan dua kali. Haha. #pengakuan


Tidak ada komentar

Posting Komentar

© blogrr
Maira Gall