13 April 2016

Membatasi Notifikasi




Hidup bisa sedemikian mudahnya berubah hanya karena satu setelan fungsi di WhatsApp diganti. Percayalah. Saya sudah membuktikannya.

Jadi, saya mematikan notifikasi keterbacaan pesan. Ketika pesan yang saya kirim sudah dibaca oleh penerima, tanda centrang dua nggak lagi akan berubah biru. Sebagai konsekuensinya, pengirim pesan pun nggak tau apakah pesannya sudah saya baca atau belum. Adil lahir batin.

Saya perlu melakukan ini karena kerap merasa cemas bin nggak enakan. Sebagai pengirim, bukankah nggak enak ketika kita mengirim pesan ke seseorang, kita tahu dia sudah menerima dan membacanya, namun nggak langsung dibalas. Sepasif-pasifnya, menunggu itu kata kerja, ada daya yang dihabiskan, apalagi manusia adalah makhluk pembenci ketidakpastian, pesan yang sudah ditangkap tapi lama ditanggap, bikin kita menunggu penuh harap.

Sementara di sisi penerima, sudah membuat orang tahu kalau kita sudah menerima pesannya membuat kita diburu-buru, harus segera balas. Betapapun kita sedang melakukan kegiatan lain. Sadarlah, membalas pesan itu nggak seenteng membuka dan membacanya.

Masalahnya lagi adalah, budaya komunikasi digital yang sangat mudah ini jadi seolah mempersilakan kita ngajak orang ngobrol kapan pun dan di mana pun. Pasti kalian pernah merasakan juga kan  dapet chat soal kerjaan atau ajakan kerja sama di atas pukul 22.00. Huh hah.

Daripada terus-terusan berada di situasi serba salah itu, lebih baik saya matikan saja notifikasinya.
Terbukti, hidup lebih tenang. Saya jadi menghargai prioritas, baik prioritas orang-orang yang menerima pesan saya, atau pun prioritas saya.

Ketika  mengirim pesan tapi tak langsung dibalas, misalnya, anggap saja si penerima sedang punya prioritas lain yang tak baik jika terdistraksi. Tak ada salahnya kan sekedar membacanya, dan memikirkannya sambil tetap melakukan kegiatan. Toh, kita sama-sama tahu, bahwa nggak jarang kan dalam satu waktu ada banyak sekali orang yang menghubungi kita.

Merasa dikacangin itu wajar, tapi kan banyak tuh kegiatan lain yang bisa dilakukan sambil makan kacang. Betul nggak?

...

Jeanett adalah teman yang pertama kali mendapati saya menonaktifkan notifikasi keterbacaan pesan di WhatsApp ini. Kepadanya saya bilang, "Asik, Jn. Lebih tenang. Hehe."

"Gue juga dulu pernah nyoba. Tapi disuruh ubah lagi sama cowok gue," katanya.

Saya senyum dalam hati.

:)







Tidak ada komentar

Posting Komentar

© blogrr
Maira Gall