20 Juli 2013

Menyelematkan Diri



Banyak orang bermimpi ingin memiliki mobil, misalnya, tetapi apa yang terjadi kalau tanpa disangka-sangka perlombaan yang mereka ikuti berhasil dimenangkan dan mobil menjadi hadiahnya, padahal mereka belum pandai nyetir, belum punya garasi di rumah dan tak tahu harus bayar pajak hadiahnya bagaimana. Nyatanya, cita-cita tak hanya bisa sekedar dimenangkan, kita perlu juga bisa menjalankan serta mempertahankannya. Itulah mengapa kadang saya merasa tak siap jika tiba-tiba saya diberi kesempatan untuk menyentuh cita-cita. Ya... sebutlah itu pesimis. 
Ah, masa saya harus percaya dengan bisikan-bisikan si pesimistis itu. Untungnya, walau kadarnya tak tentu, saya punya jiwa pemberontak dan semangat pahlawan. Untungnya lagi, saya punya banyak pendukung. Satu per satu, mereka berujar:  

"Kesempatan itu diberikan karena kamu punya potensi." 
"Kamu memang layak mendapatkannya." 
"Kemenangan bisa ditunda enam bulan, tapi apa kamu sudi?"

Alih-alih menjadi pemenang yang loser saya pun memantapkan diri untuk menerima hadiah. Karena kemenangan ini bukan diperoleh tanpa perjuangan dan pertimbangan. 

Kembali ke analogi di awal tulisan, saya sekarang sudah diberi kunci mobil dan di kemudian hari saya ingin jadi pembalap.

Selamat, Rizki! 

4 komentar

viennayunistia mengatakan...

Selamat ya Rizki :D

Unknown mengatakan...

Congrats Ki! jadinya ambil apa nih?

Candella Sardjito mengatakan...

waw kiram! baru ngintip laaah! UI ngambil S2 kah? saya pun sepertinya mau coba S2 di sana tahun depan. doakan!

terlalurisky mengatakan...

@Candella Sardjito. Iya, Kane ngambil S2 UI. Ayo nyusul ke sini. Ditunggu yah. awas lo. haha

Posting Komentar

© blogrr
Maira Gall