11 Desember 2011

Parkour: Seni Gerak Yang Kaya Nilai


Far magazine edisi 16, Desember 2011

Berawal dari ikut ayahnya yang seorang pemadam kebakaran latihan melewati halang rintang, David Belle kemudian mengaplikasikan teknik-teknik tersebut di lingkungan sehari-hari di Prancis sana. Dari situ lah, Parkour sebagai seni berpindah tempat yang mengutamakan efisiensi dan efektifitas berkembang. Hingga kini, disiplin ini sudah ditularkan nyaris ke semua negara, termasuk di Indonesia. 
Parkour mulai dikenal Indonesia mulai masuk di tahun 2007. Di tahun pertamanya Malang, Bandung, Yogya, Surabaya dan Jakarta menjadi lima kota pertama yang mulai menggeluti kegiatan Parkour ini. Melalui obrol-obrol lewat forum di dunia maya akhirnya mereka bersatu membentuk Parkour Indonesia. Dari situ lah 17 Juli 2007 pun dimantapkan sebagai hari jadi Parkour Indonesia. Kini, nyaris disetiap kota-kota besar di Indonesia memiliki organisasi parkournya.   

Di Jakarta sendiri, komunitas Parkour-nya dimulai oleh segelintir orang saja. Di antaranya  adalah Fadli dan Daniel. Dari segelintir orang tersebut, kini mereka sudah menarik peminat lebih banyak. Menurut pendataan yang dilakukan pada Mei kemarin, ada sekitar 60 anggota tetap yang tergabung. Kalau dihitung jumlah orang ikut berlatih, Daniel menyatakan jumlahnya bisa lebih dari seribu orang. Menariknya lagi, para anggota ini tidak dibatasi umur dan jenis kelaminnya. Bahkan anak kelas 1 SD pun pernah gabung latihan. 

Mengambil tempat di Gelora Bung Karno, Senayan anak-anak Parkour Jakarta ini rutin latihan tiap Minggu pagi.  Nah, bagi kita yang tertarik untuk gabung mencoba seperti apa sih Parkour itu kita bisa langsung datang ke sana. Tidak ada pungutan biaya sama sekali. Cukup datang bawa diri. Di sana kita bakal diajarkan teknik-teknik dasar Parkour. 
Bukan cuma latihan rutin aja yang diadakan oleh komunitas ini. Untuk saling memupuk rasa persaudaraan, para anggota parkour tiap kota ini sering melakukan jamming, melalui ajang ini mereka saling bertukar informasi dan saling mengajarkan teknik-teknik terkini. Pertengahan September kemarin pun, diadakan Jamming Nasional di Yogyakarta. Komunitas Parkour dari tiap kota berkumpul disana. Kebayangkan gimana ramai dan serunya.  

Sekilas parkour memang terlihat sebagai olahraga ektrim. Apalagi kalau kita liat aksi yang sering dilakukannya. Melompat dari ketinggian, berguling-guling di tanah, memanjat tembok hingga melompati mobil. Tapi ternyata, Parkour bawaan David Belle ini tidak bisa disebut sebagai cabang olahraga. "Parkour itu tidak bisa dikotak-kotakkan sebagai olahraga. Lebih tepatnya parkour disebut sebagai suatu disiplin atau seni," ungkap Daniel. 
Sebagai disiplin yang bukan cabang olahraga, nggak ada tuh yang namanya kompetisi-kompetisi. Parkour sangat menjunjung tinggi nilai kebersamaan, dan semangat saling berbagi. kompetisi hanya akan membuat para anggota parkour jadi bersaing untuk jago-jagoan teknik. Semua nilai-nilai itu terrangkum dalam slogan Parkour, yaitu etre fort pour etre utile’ yang artinya menjadi kuat dan berguna.  Jadi, kekuatan yang didapat dari Parkour harus bisa diaplikasikan di kehidupan sehari-hari.  

Nah, setelah kita lihat dan kenali lebih dalam lagi, kita bakal tahu kalau parkour itu bukan sekedar aktivitas nekat-nekatan yang cuma mengandalkan nyali semata. Banyak nilai dan filosofi dari bisa kita ambil dari sini. Untuk bisa melewati rintangan dengan efektif dan efisien itu diperlukan kreatifitas, kita perlu peka melihat celah. Selain itu, melawan rasa takut dan kemauan untuk bangkit dari kegagalan menjadi hal dilatih melalui parkour ini. Dengan terbiasa melewati rintangan melalui parkour kita juga bakal terbiasa melewati masalah-masalah dalam kehidupan. Betul nggak?  

Tertarik untuk gabung melintasi rintangan di komunitas Parkour Indonesia? Kalian bisa langsung kunjungi www.parkourindonesia.co.id. 

Selamat mencoba

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© blogrr
Maira Gall