06 Desember 2011

Indonesia Meleleh





The Proses adalah satu dari empat karya Aditya Novali yang tergabung dalam seri Identifiying Indonesia. Karya ini berupa peta Indonesia yang dibentuk dari logam ditampilkan pada sebuah kotak. Awalnya, di sekujur tubuh Indonesia di situ dibalut oleh lilin merah. Para pengunjung tidak akan menerka bahwa karya ini spesial sampai akhirnya lilin merah itu luntur secara perlahan. Ternyata permukaan 'tubuh' Indonesia itu dipanaskan oleh aliran listrik. Tetes demi tetes lilin meleleh. Ya, Indonesia meleleh. Warna merah yang kita anggap sebagai lambang dari keberanian luntur perlahan dari tubuh negeri ini. Keberanian Indonesia meleleh, tidak kuat  menahan sengatan-sengatan elektris persoalan bangsa yang kian memanas. Ah, semoga kita tidak benar-benar menyerah.


Dari rangkaian ibadah pameran yang kami lakukan pada hari Sabtu kemarin, 3 Desember 2011, acara pembukaan pameran Indoscape: a Geo History menjadi  penutupnya. Aditya Novali dikurasi oleh Jim Supangkat menampilkan berbagai macam seri karya yang mencoba melihat Indonesia dari sudut pandang geografis (ruang) dan sejarahnya pembentukannya (semoga ini bisa diterjemahkan secara bebas sebagai waktu. hehe). Identifiying Indonesia adalah seri yang dipilih menjadi pijakan awal tema pameran ini. Seri ini terdiri dari empat karya, The Proses, The Chaos, The History dan The Contemporary. Meminjam kata yang digunakan oleh Om Jim pada catatan kuratorialnya, Aditya, pada seri ini bermain-main dengan peta Indonesia.

Karya lain yang menarik untuk disimak adalah seri Postcard of Living. Sebenarnya saya kurang bisa membaca karya ini. Tapi penggunaan kata postcard begitu menyirap perhatian saya. Haha. Seri ini terdiri dari 12 karya berupa gambar, sepertinya diambil dari foto, dicetak pada pada lempengan alumunium. Masing-masing karya berukuran 25x33 cm. Skala panjang dan lebarnya mirip seperti kartu pos. Nah, ke-12 karya berisi gambar  ruangan yang sama dan dilihat dari sudut pandang yang sama pula. Hanya situasinya yang berubah-ubah. Yang menariknya, tiap kali ada bagian tubuh manusia di situ mesti dibuat bolong. Nah, ada yang mau berbagi pembacaan untuk karya yang ini. Kira-kira kartu pos di sini bisa dibaca sebagai apa yah. Lantas, kenapa tiap manusia (makhluk hidup) selalu bolong yah. haha. Bodo ah.

Malamnya, sepulang dari sana, seorang kawan lama melelehkan waktu dengan obrolan panjang soal karier dan kehidupan. Ah, betapa hidup ini sungguh terlalu.......... 


beberapa foto lainnya dari pameran ini: 

seri Postcards of Livings:





1 komentar

Posting Komentar

© blogrr
Maira Gall