06 September 2015

Ayam Kuning Asep Coklat



Saya tahu bahwa nama pedagang ayam keliling yang sering mampir ke rumah adalah Asep. Tiap kali dia datang dan bersahut,"Bu, ayam, bu!!!" Mamah mengutus saya, "Ki, itu ada mang Asep. Bilang beli ayamnya delapan potong aja." atau, "Ki bilangin ke mang Asep. Libur dulu. Ayam kemarin masih ada." 

Tapi saya baru tahu kalau mang Asep yang memang bermuka-berlogat Tasik dan selalu berpenampilan bak koboi di film Benyamin ini ternyata bernama panjang Asep Coklat. Suatu hari, setelah memberikan bungkusan ayamnya, ia menyodorkan kartu nama. Tak hanya ingin terkesan gagah dengan tampilan koboinya, mang Asep ingin terkesan profesional ternyata. Sambil menerimanya saya senyum, tanda salut dan respek.

Membaca kartu nama itu, senyum saya makin memanjang menjadi tawa. Seluruh elemen dalam kartu nama itu menarik. Sebagai penanda, satu elemen dan elemen lainnya  unik dan berbenturan citranya.

Kegemasan pertama, ya karena nama Asep Coklatnya itu: gemas karena ingin merevisi. 'Coklat' seharusnya ditulis "Cokelat"; serta gemas karena bertanya-tanya, kenapa Coklat. Dari mana ia dapatkan nama yang berbenturan dengan kesan gagahnya. 

Di bawah nama ia tercantum "Batu Akik". Ah, barang kali dia ingin menunjukkan bahwa ia pegiat (bukan sekadar pehobi) batu akik. Ya, di bawah label usaha Ayam Bumbu Kuning yang kemudian ia terjemahkan sebagai Yellow Chicken itu ia tetap ingin dikenal sebagai pegiat batu akik. Agaknya, itu adalah identitas yang sudah sangat mantap ia perankan dalam kesehariannya. Barangkali juga, ini adalah caranya memperluas relasi. Siapa tahu, pembeli ayamnya punya keluarga yang pegiat batu akik juga. 

Lalu, di kartu nama berwarna tema reggae ini Asep Coklat juga mempertegas bahwa usaha jualan ayamnya adalah usaha halal. Sudah banyak yang tahu kalau ayam adalah halal (kecuali mungkin ayam yang selingkuh dengan babi lalu mengandung anak babi :p ) Tapi barangkali Asep Coklat ingin menunjukkan bahwa ia peduli dengan syarat-syarat kehalalan dalam memotong ayam, dan mungkin juga ia ingin menunjukkan ia ingin menjalin relasi dengan pelanggan muslim.

Sayang saja, ia tak lengkap mencantumkan alamatnya. Di manakah letak persisi Jl H. Jiran Rt 003/001? Mungkin kita tak perlu tahu, karena Asep Coklat, pedagang ayam keliling berpenampilan koboi cum pegiat batu akik ini tak ingin membuat pelanggannya repot. Biar ia saja yang menghampiri Anda. 

Sukses terus, maaaang! 

-Hari ke-7 30 hari bercerita-


Tidak ada komentar

Posting Komentar

© blogrr
Maira Gall