Foto memang memiliki kekuatan yang dahsyat. Ia bisa mematahkan keegosian waktu. Waktu adalah sesuatu yang terus berjalan. Selalu bergerak maju, tidak mungkin mundur, tak pernah berhenti. Waktu selalu menghancurkan apa yang dilewatinya. Kita tidak pernah bisa meraih apa yang sudah ditinggalkan waktu. Tapi fotografi, dengan kekuatannya dapat membekukan waktu. Foto bisa menghentikan waktu dan kembali ke masa lalu, menghadirkan ulang realita yang sudah ditinggalkan waktu. Bahkan realitas yang kita tidak sadari pernah terjadi.
Saya baru saja pulang dari lab foto. Mencuci dan menscan empat rol film. 3 rol diantaranya adalah 3 rol film yang saya temui tercecer di rumah. Di laci tempat barang-barang tidak dipakai lagi dan di kamar si Mamah.
Ajaib. Ternyata rol film masih bisa dicuci. Padahal saya yakin ini adalah rol film lama. Fuji Super HG II merk filmnya.Merk yang belum pernah saya liat sebelumnya.
Nyengir nggak karuan menjadi reaksi pertama saat saya melihat negatif (klise) foto. Foto-foto ini banyak menampilkan anak kecil. Mungkin adik saya waktu kecil. Tapi ternyata bukan. Melainkan foto-foto saya waktu kecil. Kira-kira umur saya masih tiga atau empat tahun kali ya. Haha.
Melihat foto-foto ini saya seperti diajak naik mesin waktu. Diantarkan ke masa belasan tahun lalu. Ke masa yang saya pun tidak sadar pernah melaluinya. Ada momen ketika saya merayakan ulang tahun dan dikunjungi oleh tetangga, juga ada foto ketika saya dan adik saya bermain di Dufan. Ahh. Saya masih nggak percaya. Padahal foto adalah sertifikat bukti kehadiran. Berarti ini adalah bukti bahwa saya memang pernah berada di situ.
Sebelum akhirnya saya melihat foto-foto ini, saya selalu percaya bahwa saya adalah pengingat yang baik. Saya masih ingat beberapa kejadian yang saya alami saat masih balita. Tapi ternyata saya salah. Saya benar-benar tidak pernah ingat kejadian yang ada di foto ini. Manusia memang pelupa. Ahaha.
Ijinkan saya berbagi lihat foto-foto ini. Foto-foto yang berhasil mendongkrak mood saya yang lagi nggak karuan ini. Hehe. Semoga bisa dinikmati.
ROL Pertama:
. Foto di depan kue ulang tahun. di Sebelah kiri saya itu adalah Bayu, temen main. Trus 2 cewek di sebelah kanan itu adik dan kakak. Eh, Liat tape yang disebelah situ deh. Itu sampe sekarang masih ada loh. hehe.
mari perkenalkan (dari kiri ke kanan): Bi Kiki (Tante), Rinda (adik), Rizki (Saya), Ina (kakak), Mamah, Amin. Kayaknya ini episode buka-buka kado deh. haha. Saya mau cerita tentang Amin, Amin adalah hmm ada padanan kata lain nggak ya selain pembantu. Ya pokoknya dia kerja di rumah, dia sekaligus temen main saya. Saat umur saya 7 tahun mata saya pernah buta sebelah selama 2 minggu gara-gara main badminton sama dia, dia smash koknya sampe kena mata. Trus dia merasa bersalah gitu. tipa hari ngaji yasin. Doain saya.
Nyolot yee.. hahaha
Ini Ma Ende. Nenek ku. Masih muda bener. Kayaknya ini pas masih umur 50 an. Seumur mamah sekarang. Sampe saat ini dia masih jadi Nenek yang sangat ceria. haha.
==================================
ROL ke-2 :
Sepertinya ini adalah foto-foto saat berwisata ke Dufan bareng temen-temen sekolah deh. Ini adalah waktu saya SD berarti. kelas 1 lah kira-kira.
Saya dan Rinda. Sekarang Rinda lagi nggak di Rumah. lagi di NTT, KKN sama kampusnya. Nanti gua kasih liat kalo dia pulang.
==================================
Rol ketiga
ini foto-foto waktu adik gua, Ifal ulang tahun yang keempat. Masih unyu sekali dia. Sekarang mah udah SMP. Udah jadi dingin anaknya. hehe.
Bandingkan dengan seragam di foto Rol kedua. haha. Sama. karena kami sekolah di tempat yang sama. Budi Luhur. Sekolah swasta dekat rumah. Sampai sekarang seragam batiknya pun masih sama.
wah, itu mamah ku. udah rada gemuk dan belum pake kerudung. haha.
oke, sekian dulu ah nostalgianya. Semoga nemu rol film lagi dirumah. hahaha.
1 komentar
wah mantap, lo nyuci foto di lab foto mana ki?, ajarin dong nyuci warna,uhuy
Posting Komentar